HUBUNGAN KUALITAS FISIK KAMAR TIDUR PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA PETAK KAJA KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2025

Damayanti, Ni Kadek Ayu Febi (2025) HUBUNGAN KUALITAS FISIK KAMAR TIDUR PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA PETAK KAJA KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2025. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Kesehatan Lingkungan 2025.

	Text (Skripsi 2025) HALAMAN_DEPAN_SKRIPSI.pdf Download (380kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_I_PENDAHULUAN_SKRIPSI.pdf Download (15kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_II_TINJAUAN PUSTAKA_SKRIPSI.pdf Download (182kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_III_KERANGKA KONSEP PENELITIAN_SKRIPSI.pdf Download (142kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_IV_METODE_PENELITIAN_SKRIPSI.pdf Download (238kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_V_HASIL DAN PEMBAHASAN_SKRIPSI.pdf Download (444kB)
	Text (Skripsi 2025) BAB_VI_SIMPULAN DAN SARAN_SKRIPSI.pdf Download (188kB)
	Text (Skripsi 2025) DAFTAR_PUSTAKA_SKRIPSI.pdf Download (130kB)
	Text (Skripsi 2025) LAMPIRAN_SKRIPSI.pdf Download (1MB)

Abstract

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PHYSICAL QUALITY OF PATIENTS' BEDROOMS AND THE INCIDENCE OF ISPA DISEASE IN TODDLERS IN PETAK KAJA VILLAGE, GIANYAR REGENCY IN 2025 ABSTRACT Acute Respiratory Infection (ARI) remains a major cause of morbidity in children under five, particularly in developing countries. The physical quality of housing, specifically children’s bedrooms, is suspected to be a key environmental factor contributing to ARI. This study aimed to assess the relationship between bedroom physical conditions—including temperature, humidity, ventilation, and occupancy density—and ARI incidence in toddlers in Petak Kaja Village, Gianyar Regency. A case-control design with a retrospective approach was utilized, involving 60 toddlers (30 with ARI and 30 without ARI) selected through total sampling. Data collection methods included interviews, observations, and measurements with a thermohygrometer and a roll meter. Data were analyzed using the Chi-Square test. The findings revealed significant associations between room temperature (p=0.002; OR=0.181), humidity (p=0.002; OR=0.181), and occupancy density (p=0.020; OR=0.286) with ARI incidence. Ventilation, although not statistically significant (p=0.071), still holds practical importance. Additionally, exposure to cigarette smoke and the use of mosquito coils were more common in the ARI group. In conclusion, poor bedroom physical conditions—particularly inadequate temperature, high humidity, and overcrowding—are linked to higher ARI risk in toddlers. These findings underscore the need for community education and environmental health programs to improve housing conditions and reduce ARI risks, especially among vulnerable age groups. Keywords: ARI, toddlers, bedroom quality HUBUNGAN KUALITAS FISIK KAMAR TIDUR PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA PETAK KAJA KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2025 ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyebab utama morbiditas pada anak balita, terutama di negara berkembang. Kualitas fisik rumah, khususnya kamar tidur balita, diduga sebagai salah satu faktor lingkungan yang meningkatkan risiko ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas fisik kamar tidur (suhu, kelembaban, ventilasi, dan kepadatan hunian) dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Petak Kaja, Kabupaten Gianyar. Penelitian menggunakan desain case control dengan pendekatan retrospektif. Sampel terdiri dari 60 balita, terdiri atas 30 kasus dan 30 kontrol, yang dipilih dengan total sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan pengukuran menggunakan thermohygrometer dan roll meter. Data dianalisis secara bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara suhu kamar (p=0,002; OR=0,181), kelembaban (p=0,002; OR=0,181), dan kepadatan hunian (p=0,020; OR=0,286) dengan kejadian ISPA pada balita. Ventilasi tidak menunjukkan hubungan signifikan (p=0,071) tetapi tetap menjadi peran penting . Selain itu, faktor risiko tambahan seperti paparan asap rokok dan obat nyamuk bakar lebih sering ditemukan pada kelompok kasus. Kesimpulannya, kualitas fisik kamar tidur, terutama suhu, kelembaban, dan kepadatan hunian, berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA pada balita. Edukasi masyarakat dan intervensi kesehatan lingkungan diperlukan untuk memperbaiki kualitas hunian dan menurunkan risiko ISPA pada anak balita. Kata Kunci: ISPA, balita, kualitas fisik kamar tidur

Actions (login required)

View Item