KEBIASAAN MEROKOK BERHUBUNGAN DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PASIEN ASMA

Ekayanti, Ni Luh Putu Desy Trisna (2020) KEBIASAAN MEROKOK BERHUBUNGAN DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PASIEN ASMA. Diploma thesis, Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

Preview	Text (Literatur Review) Halaman Depan.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text BAB I Pendahuluan.pdf Download (297kB) | Preview
	Text (Literatur Review) BAB II Hasil dan Pembahasan.pdf Restricted to Repository staff only Download (205kB) | Request a copy
Preview	Text (Literatur Review) BAB III Simpulan dan Saran.pdf Download (148kB) | Preview
Preview	Text (Literatur Review) Datar Pustaka.pdf Download (369kB) | Preview
Preview	Text (Literatur Review) Lampiran-Lampiran.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRACT Background: Asthma is a reversible inflammatory respiratory disease. It is estimated that as many as 334 million people worldwide suffer from asthma and in Indonesia the prevalence reaches 2.4%. Decreased expiratory air flow in asthma can be caused by bronchoconstriction, mucosal edema, and excessive lender secretion. One of the correct management of asthma is the patient is equipped with a Peak Flow Meter tool to monitor the value of peak expiratory flow. Monitoring the APE value is very important to monitor the worsening of asthma symptoms and to determine the treatment that will be given. In asthma patients the peak current value tends to decrease. There are many factors that can trigger asthma attacks, one of which is exposure to irritants of cigarette smoke. Smoking can cause changes in the structure and function of the airways and lung tissue so that this will affect the value of peak expiratory flow. The consumption of cigarette as much as 10 cigarettes per day was found to reduce the peak expiratory flow value by 25-75%. Although there is reliable evidence that smoking can make asthma more difficult to treat, approximately 25% of adults with asthma continue to smoke. Methods: Searching for articles was carried out through four databases namely Google Scholar, ResearchGate, PubMed, and Neliti.com which were sought from 2000 to 2019 in the form of research reports that discussed smoking habits in asthma patients, peak expiratory flow in asthma patients, and the relationship of smoking to the peak flow of expiration. Keywords used to search electronic databases are asthma, asthma, smoking, smoking, smokers, smokers, peak expiratory flow, and Peak Expiratory Flow Rate. There are 9 articles that meet the inclusion criteria. Results: The smoking habits of asthma patients mostly are moderate smoker. Asthma patients tend to have predictive peak peak flow values in the range of 50-80%, which means the peak expiratory flow of asthma patients is in the yellow zone. There is significant sorrealtion between smoking habits and expiratory peak flow values in asthma patients (p <0.05). Conclusion: Smoking habit relates to peak expiratory flow in asthma patients Keywords: Asthma, smoking, peak expiratory flow rate ABSTRAK Latar Belakang : Asma merupakan penyakit inflamasi pernapasan yang bersifat reversibel. Diperkirakan sebanyak 334 juta penduduk dunia menderita asma dan di Indonesia prevalensinya mencapai 2,4%. Penurunan aliran udara ekspirasi pada asma dapat disebabkan oleh bronkokonstriksi, adanya edema mukosa, dan sekresi lender yang berlebihan. Salah satu penatalaksanaan asma yang benar adalah penderita dibekali dengan alat Peak Flow Meter untuk memonitoring nilai arus puncak ekspirasi. Monitoring nilai APE sangat penting untuk memantau perburukan gejala asma dan untuk menentukan pengobatan ayng akan diberikan. Pada pasien asma nilai arus puncak ekspirasinya cenderung menurun. Ada banyak faktor yang dapat menjadi pencetus serangan asma, salah satunya adalah pemajanan terhadap iritan asap rokok. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru sehingga hal ini akan berpengaruh pada nilai arus puncak ekspirasi Jumlah konsumsi rokok sebanyak 10 batang perhari ditemukan dapat menurunkan nilai arus puncak ekspirasi sebanyak 25-75%. Walaupun terdapat bukti-bukti yang dapat dipercaya bahwa merokok dapat menyebabkan asma menjadi lebih sulit untuk ditangani, kurang lebih 25% penyandang asma dewasa tetap merokok. Metode : Penelusuran artikel dilakukan melalui tiga database yaitu Google Scholar, ResearchGate, dan PubMed yang dicari pada mulai tahun 2010 sampai dengan 2019 berupa laporan hasil penelitian yang membahas mengenai kebiasaan merokok pada pasien asma, arus puncak ekspirasi pada pasien asma, dan hubungan merokok dengan arus puncak ekspirasi. Kata kunci yang digunakan adalah asma, asthma, merokok, smoking, perokok, smoker, arus puncak ekspirasi, dan Peak Expiratory Flow Rate. Terdapat 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil : Sebagian besar pasien asma perokok adalah perokok sedang. Pasien asma cenderung memiliki nilai arus puncak ekspirasi prediksi pada rentang nilai 50-80% (zona kuning). Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan arus puncak ekspirasi (p < 0,05). Kesimpulan : Kebiasaan merokok berhubungan dengan arus puncak ekspirasi pada pasien asma Kata Kunci : Asma, Merokok, Arus Puncak Ekspirasi

Actions (login required)

View Item