ASUHAN KEPERAWATAN NY. G DENGAN PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF AKIBAT DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG KAMASAN RSUD KLUNGKUNG TAHUN 2025

Saransi, Andi Djamila Tenri Bali (2025) ASUHAN KEPERAWATAN NY. G DENGAN PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF AKIBAT DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG KAMASAN RSUD KLUNGKUNG TAHUN 2025. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2025.

	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) Halaman depan.pdf Download (1MB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) BAB I Pendahuluan .pdf Download (207kB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) BAB II Kajian Pustaka.pdf Download (310kB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) BAB III Metode Laporan Kasus.pdf Download (210kB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) BAB IV Hasil dan Pembahasan .pdf Restricted to Repository staff only Download (214kB) | Request a copy
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) BAB V Penutup.pdf Download (180kB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) Daftar Pustaka .pdf Download (181kB)
	Text (Karya Tulis Ilmiah 2025) Lampiran-Lampiran.pdf Download (1MB)

Abstract

NURSING CARE FOR MRS. G WITH INEFFECTIVE PERIPHERAL TISSUE PERFUSION DUE TO TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN KAMASAN ROOM, KLUNGKUNG REGIONAL GENERAL HOSPITAL, 2025 ABSTRACT Ineffective peripheral perfusion is a common chronic complication in patients with type 2 diabetes mellitus (DMT2). This condition is characterized by decreased blood flow to the lower extremities due to chronic hyperglycemia, which triggers metabolism, oxidative stress, and peripheral nerve damage. The purpose of this descriptive case report is to illustrate the nursing care process for a patient with this condition. The study focused on one patient, Ms. G, who was treated at Klungkung Regional General Hospital for five days. Data was collected via observation, interviews, and documentation. Initial findings for Ms. G included a capillary refill time over 4 seconds, decreased peripheral pulse, cold and pale feet, and an ABI of 0.81. Chosen interventions included peripheral sensation management, circulation care, and foot care, with implementations such as ABI monitoring and sensation checks using a monofilament. The final evaluation showed positive outcomes: improved capillary refill, peripheral pulse, and an increase in ABI to 0.92, along with a decrease in pale skin color. Keywords: ineffective peripheral tissue perfusion, T2DM, ABI, perifer sensation management, nursing care ASUHAN KEPERAWATAN NY.G DENGAN PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF AKIBAT DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG KAMASAN RSUD KLUNGKUNG TAHUN 2025 ABSTRAK Perfusi perifer tidak efektif merupakan salah satu komplikasi kronik yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Kondisi ini ditandai dengan penurunan aliran darah ke ekstremitas bawah akibat hiperglikemia kronis yang memicu metabolisme, stress oksidatif, dan kerusakan saraf perifer. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan perfusi perifer tidak efektif akibat DMT2. Desain laporan yang digunakan adalah laporan kasus deskriptif terhadap satu pasien yang menjalani perawatan di ruang Kamasan RSUD Klungkung selama lima hari. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada Ny. G dengan diagnosis medis DMT2 didapatkan pengisian kapiler di atas 4 detik, nadi perifer dorsalis pedis menurun, kaki teraba dingin, warna kulit pada kaki pucat, turgor kulit menurun, sering merasa kesemutan dan nyeri pada ekstremitas bawah serta ABI 0,81. Intervensi yang dipilih mencakup manajemen sensasi perifer, perawatan sirkulasi, dan perawatan kaki. Implementasi yang dilakukan beberapa di antaranya adalah pemantauan ABI, pemantauan sensasi perifer menggunakan monofilament dan tabung reaksi panas atau dingin, serta sensasi terhadap rangsangan menggunakan kasa steril. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan kapiler, nadi perifer, ankle brachial index (ABI) menjadi 0,92, dan warna kulit pucat menurun. Kata kunci: perfusi perifer tidak efektif, DMT2, ABI, manajemen sensasi perifer, asuhan keperawatan

Actions (login required)

View Item