HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS TELUR AYAM REBUS (TOTAL PLATE COUNT) DI KAWASAN WISATA UBUD

Presioza, Dewa Ayu Mas (2024) HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS TELUR AYAM REBUS (TOTAL PLATE COUNT) DI KAWASAN WISATA UBUD. Diploma thesis, Poltekkes Denpasar Jurusan Teknologi Laboratorium Medic 2024.

	Text (skripsi 2024) Halaman Depan.pdf Download (1MB)
	Text (skripsi 2024) Bab I Pendahuluan.pdf Download (255kB)
	Text (skripsi 2024) Bab II Tinjauan Pustaka.pdf Download (413kB)
	Text (skripsi 2024) Bab III Kerangka Konsep.pdf Download (265kB)
	Text (skripsi 2024) Bab IV Metode Penelitian.pdf Download (403kB)
	Text (skripsi 2024) Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan.pdf Download (334kB)
	Text (skripsi 2024) Bab VI Simpulan dan Saran.pdf Download (221kB)
	Text (skripsi 2024) Daftar Pustaka.pdf Download (244kB)
	Text (skripsi 2024) Lampiran-Lampiran.pdf Download (2MB)

Abstract

THE RELATIONSHIP OF HYGIENE SANITATION WITH QUALITY BACTERIOLOGY OF BOILED CHICKEN EGG (TOTAL PLATE COUNT) IN THE UBUD TOURISM AREA Abstract Diarrhea is a common health issue in Indonesia, including in tourist areas like Ubud, Bali. Boiled eggs are a commonly consumed food by visitors in such areas. This research aims to explore the relationship between diarrhea occurrences and the quality of boiled eggs sold in Ubud Market, using the Total Plate Count (TPC) method as an indicator of microbiological quality. Data were collected from 17 respondents who purchased boiled eggs at Ubud Market and analyzed to evaluate their microbiological quality. The results show that the majority of respondents were female adolescents (58.8%), with most working as students (29.4%) and private employees (23.5%). Out of the 17 boiled egg samples examined, 70.6% met the microbiological quality standards according to the Indonesian National Standard (SNI), while 29.4% did not meet the criteria. The chi�square test results indicate a significant relationship between diarrhea occurrences and the quality of boiled eggs sold in Ubud (p value = 0.022). This study concludes that the quality of boiled eggs potentially affects the occurrence of diarrhea in Ubud's tourist area. The implications of these findings underscore the importance of increasing food safety and supervision in the tourism sector to prevent health risks for visitors. These findings also highlight the need to raise awareness of food hygiene and safety among both vendors and consumers. Thus, this research provides a significant contribution to understanding the risk factors for diarrhea associated with boiled egg consumption in tourist environments, and it serves as a basis for developing more effective policies and intervention programs to maintain the health of people visiting tourist areas like Ubud, Bali. Keyword: Diarrhea, Microbiological. Boiled Eggs, Tourism HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS TELUR AYAM REBUS (TOTAL PLATE COUNT) DI KAWASAN WISATA UBUD Abstrak Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia, termasuk di kawasan wisata seperti Ubud, Bali. Telur rebus adalah salah satu makanan yang umum dikonsumsi oleh pengunjung di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kejadian diare dengan kualitas telur rebus yang dijual di Pasar Ubud, menggunakan metode Total Plate Count (TPC) sebagai indikator kualitas mikrobiologis. Data dikumpulkan dari 17 responden yang membeli telur rebus di Pasar Ubud dan dianalisis untuk mengevaluasi kualitas mikrobiologisnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang adalah perempuan (58,8%) dan laki-laki ( 41,2%). Dari 17 sampel telur rebus yang diperiksa, sebanyak 70,6% memenuhi syarat kualitas mikrobiologis berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), sementara 29,4% tidak memenuhi syarat. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian diare dengan kualitas telur rebus yang dijual di kawasan Ubud (p value = 0,022). Penelitian ini menyimpulkan hygine sanitasi berpotensi memengaruhi kualitas telurdi kawasan wisata Ubud. Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya peningkatan pengawasan dan keamanan pangan di sektor wisata untuk mencegah risiko kesehatan bagi pengunjung. Temuan ini juga menyoroti perlunya tindakan untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan keamanan pangan di kalangan pedagang dan konsumen. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami faktor-faktor terkait dengan konsumsi telur rebus di lingkungan wisata, serta memberikan dasar bagi pengembangan kebijakan dan program intervensi yang lebih efektif dalam menjaga kesehatan masyarakat yang berkunjung ke kawasan wisata seperti Ubud, Bali. Kata Kunci : Hygine Sanitasi, Mikrobiologis, Telur Rebus, Wisat

Actions (login required)

View Item