MODEL PIJAT MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI TERHADAP NAPSU MAKAN, KUALITAS TIDUR DAN DAYA TAHAN TUBUH PADA BALITA STUNTING DI PUSKESMAS RENDANG KABUPATEN KARANGASEM

Ribek, I Nyoman and Ngurah, I GK Gede (2022) MODEL PIJAT MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI TERHADAP NAPSU MAKAN, KUALITAS TIDUR DAN DAYA TAHAN TUBUH PADA BALITA STUNTING DI PUSKESMAS RENDANG KABUPATEN KARANGASEM. Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

[img] Text (LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI)
Laporan peneliti akhir Balita Stunting BSP coba pdf.docx

Download (33MB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengatasi permasalahan stunting dengan tindakan keperawatan komplementer berupa pijat. Model Pijat yang digunakan adalah menggunakan tekanan pada titik tertentu disertai penarikan antar sendi dan pengaturan nafas yang disebut Bioakupressur. Model pijat ini diyakini bisa mengatasi persoalan stunting dengan cara meningkatkan napsu makan, kualitas tidur dan daya tahan tubuh supaya pertumbuhan tinggi badan Balita menjadi maksimal. Stunting adalah suatu kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga panjang badan atau tinggi badan memiliki nilai z-score kurang dari -2SD (Pustadin, 2016). Stunting bisa terjadi mulai dari janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Permasalahan Stunting berdampak buruk terhadap kesehatan karena mempengaruhi fisik dan fungsional dari tubuh anak serta meningkatnya angka kesakitan anak.(Nia Karnia, 2010). Prevalensi balita stunting di Indonesia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, angkanya mencapai 36,4 persen tetapi tahun 2019 sudah turun menjadi 27,67% tetapi angka ini masih di atas yang ditetapkan WHO sebesar 20%. (Menkes, 2019) . Tahun 2019 Provinsi Bali prevalensinya sebesar 21,9% tetapi ada 5 kabupaten di Bali yang angka stuntingnya masih memprihatinkan salah satunya di Karangasem mencapai 26,23 persen (Kadek Iwan Darmawan, 2019). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem pada bulan Agustus sampai Oktober tahun 2020 didapaatkan data 2514 Balita, diantara balita itu terdapat 95 Balita stunting atau 3,78 % dan yang menjadi sampel penelitian 50 orang. Penyebab dari stunting menurut Damayanti, adalah kekurangan nutrisi berupa protein ditambah sering tidur larut malam sehingga terhambat pertumbuhannya. Kesulitan makan sering dialami oleh anak terutama usia 1-3 tahun yang disebut juga usia food jag, yaitu anak hanya makan pada makanan yang disukai atau bahkan sulit makan, hal ini menimbulkan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan anak. .(Ika, 2003). Oleh karena itu dibutuhkan cara lain disamping pemenuhan nutrisi melalui program gizi, juga diantaranya dengan tindakan keperawatan komplementer berupa Pijat Balita stunting menggunakan minyak kelapa dengan metode Bioakupressur.Model Pijat ini dilakukan penekanan pada titik tertentu disertai penarikan antar sendi dan pengaturan napas saat tindakan. Pijat ini dapat membuat tidur lebih bekualitas sehingga merangsang pengeluaran hormon endorphine begitu juga dapat merangsag kerja nervus vagus yang merangsang napsu makan, dengan demikian akan terjadi peningkatan daya tahan tubuh. Penanganan stunting selama ini lebih berfokus pada usia 0-2 tahun, tetapi dalam penelitan ini sampelnya anak Balita usia 24-60 bulan, karena proses pertumbuhan masih terjadi sampai usia 14 tahun. Rancangan penelitian ini adalah quasi experiment, dengan desain penelitian nonequivalent control group design; Sampel sebanyak 25 orang masing - masing kelompok dengan tehnik non random sampling dengan purposive sampling. Analisis untuk mengetahuia perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pijat dilakukan uji paired sample t-test, hasilnya semua variable ada perbedaan bermakna dengan ( nilai P>0.05). Untuk mengetahui ada efek pijat antar kelompok bioakupresur dengan pijat konvensional menggunakan t-two independent test dengan alpha 0,05 hasilnya untuk napsu makan ada perbedaan bermakna dengan ( nilai P=0,01) dan tinggi badan ada perbedaan bermakna dengan (nilai p = 0.020). Variabel kualitas tidur dan daya tahan tubuh tidak ada perbedaan bermakna dengan ( nilai P > 0.05 ) Disimpulkan ada pebedaan yang signifikan sebelum dan sesudah tindakan pijat pada balita stunting sedangkan efek pijat antar kelompok bioakupressur dengan kelompok konvensional ada perbedaan bermakna hanya pada variabel napsu makan dan tinggi badan. Direkomendasi dalam mengatasi persoalan stunting pijat model balita stunting agar dijadikan sebagai salah satu alternative untuk dijadikan program dengan memberdayakan keluarga balita stunting. Kata kunci : Balita stunting,Model pijat bioakupressur, Minyak kelapa murni (VC))

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Balita stunting,Model pijat bioakupressur, Minyak kelapa murni (VC))
Subjects: R Medicine > RJ Pediatrics
R Medicine > RT Nursing
Divisions: Jurusan Keperawatan
Depositing User: Ribek I Nyoman
Date Deposited: 23 Dec 2022 03:13
Last Modified: 23 Dec 2022 03:13
URI: http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/id/eprint/10255

Actions (login required)

View Item View Item